Halaman

Tampilkan postingan dengan label Syair Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Syair Cinta. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 November 2010

KAHLIL GIBRAN - MENCINTAI....

BUKANlah bagaimana kamu melupakan..

melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN..

BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan..

melainkan bagaimana kamu MENGERTI..

BUKANlah apa yang kamu lihat..

melainkan apa yang kamu RASAKAN..

BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..

melainkan bagaimana kamu BERTAHAN..

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...

dibandingkan menangis tersedu2...

Air mata yang keluar dapat dihapus..

sementara air mata yang tersembunyimenggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang..

Akan tiba saatnyadi mana kamu harus berhenti mencintai seseorang

BUKANkarena orang itu berhenti mencintai kita

MELAINKANkarena kita menyadaribahwa orang itu akan lebih berbahagia,

apabila kita melepaskannya.

Apabila kamu benar2 mencintai seseorang,

jangan lepaskan dia..

jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamubenar2 mencintaiMELAINKAN...

BERJUANGLAH demi cintamu

Itulah CINTA SEJATILebih baik menunggu orang yang kamu inginkan

DARIPADAberjalan bersama orang 'yang tersedia'Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai DARIPADAorang yang berada di sekelilingmuLebih baik menunggu orang yang tepat

karena hidup ini terlalu singkat untuk dibuanghanya dengan 'seseorang'....

Selasa, 02 November 2010

KAHLIL GIBRAN - NYANYIAN SUKMA

Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;



sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,



Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;



ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,



dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.



Betapa dapat aku mendesahkannya?



Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana



Kepada siapa aku akan menyanyikannya?



Dia tersimpan dalam relung sukmaku



Kerna aku risau, dia akan terhempas



Di telinga pendengaran yang keras.



Pabila kutatap penglihatan batinku



Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,



Dan pabila kusentuh hujung jemariku



Terasa getaran kehadirannya.



Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,



Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.



Air mataku menandai sendu



Bagai titik-titik embun syahdu



Yang membongkarkan rahsia mawar layu.



Lagu itu digubah oleh renungan,



Dan dikumandangkan oleh kesunyian,



Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,



Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,



Dan difahami oleh cinta,



Dan disembunyikan oleh kesedaran siang



Dan dinyanyikan oleh sukma malam.



Lagu itu lagu kasih-sayang,



Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?



Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:



Suara manakah yang dapat menangkapnya?



Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,



Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?



Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?



Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?



Siapa berani memecah sunyi



Dan lantang menuturkan bisikan sanubari



Yang hanya terungkap oleh hati?



Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?