Halaman

Tampilkan postingan dengan label Perabuan Jenasah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perabuan Jenasah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Oktober 2010

Candi Cungkup

Candi Cungkup terletak di Desa Kesimantengah Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Jawa Timur Indonesia. Candi Cungkup berada di pinggir sungai dan berada  di persawahan sekitar 500m dari perkampungan warga desa Kesimantengah. Dari relief yang berada di dinding candi menggambarkan kisah Ramayana karena dalam relief terukir gambar Hanoman,Dewi Sintha, Rahwanaraja atau Dasamuka. Menurut seorang ahli pewayangan relief itu mengisahkan penculikan Dewi Sintha oleh RahwanaRaja atau Dasamuka dan mendapat pertolongan oleh Hanoman.



Penjabaran dari kisah relief akan saya posting pada waktu yang akan datang. Sayangnya candi ini tidak tergali dengan seluruhnya dan tinggal potongan pada sebelah dasar candi. Dari sisa-sisa peninggalan nampak candi ini sebenarnya tergolong besar namun tinggal sedikit, mungkin hancur karena gempa bumi atau letusan gunung Welirang yang berada tak jauh dari lokasi candi. Dari modelnya candi ini kayaknya berfungsi sebagai tempat Perabuan jenasah Para Raja Titisan Dewa Wisnu. Dan dari kisah Raja-raja Jawa yang masih Titisan Dewa Wisnu adalah Raja-raja Majapahit. Belum ada informasi yang akurat Raja Majapahit siapa yang diperabukan di candi ini. Namun dari penelusuran Penulis bersama seorang ahli candi dan pewayangan, sebelum mencapai situs ini Penulis terlebih dahulu datang ke situs Candi Watutulis Kembangsore di desa Petak kecamatan Pacet Mojokerto. Dari situs Candi Watutulis Kembangsore ada guratan Peta di Batu Candi yang mengarah jelas pada situs Candi Cungkup. Dari sisa-sisa Candi Watutulis Kembangsore, ada potongan Patung Perempuan yang menurut seorang ahli candi dan pewayangan yang bersama Penulis ciri-cirinya seperti Gayatri atau anaknya Tribuwana Tunggadewi. Kalau benar patung Tribuwana Tunggadewi, besar kemungkinan Candi Cungkup adalah tempat perabuan Suami Tribuwana Tunggadewi yaitu Kertawardana(Bre Tumapel) atau menurut Penulis biasa disebut Damarwulan karena tidak mungkin Tribuwana Tunggadewi titisan Wisnu karena dia seorang perempuan...Namun kalau Patung Perempuan di Candi Watutulis adalah Gayatri,besar kemungkinan yang diperabukan adalah Raden Wijaya suaminya atau gelarnya Kertarajasa Jayawardana....



Yang agak aneh dari relief candi ini adalah adanya relief Semar berdampingan dengan kisah Ramayana karena menurut ahli Pewayangan cerita Semar ada jauh sebelum kisah Ramayana yang artinya candi kemungkinan besar sudah ada sebelum akhirnya dipugar kembali untuk perabuan jenasah Para Raja. Kayaknya ini menjadi PR bagi ahli Purbakala....Semoga ahli Purbakala lebih perhatian lagi dengan situs peninggalan nenek moyang yang terbukti telah meninggalkan budaya yang bernilai seni tinggi.....